Studi Kasus : Redesign Aplikasi Etika Chat Dosen

Ali Imran
7 min readDec 17, 2020

--

Kenalin saya Ali Imran UI/UX Designer di Sahaware, saya ingin membuat studi kasus yang pertama kali yaitu Re Design Aplikasi Etika Chat Dosen dengan menggunakan pendekatan Design Thinking, Aplikasi ini sedang viral saat ini pada bulan Desember 2020 di playstore dapat di download dilink ini

Kebetulan developer apps ini adalah teman saya Rio Chandra seorang Freelancer Developer. Studi kasus ini bertujuan untuk membagikan proses yang saya dalam mendesain ulang sebuah aplikasi, sekaligus pembelajaran untuk saya mengenai proses-proses dalam membuat user Interface. Mulai dari proses research hingga prototype.

Overview

Berangkat dari Latar Belakang Aplikasi Etika Chat Dosen (ECD App) Rio Chandra menjelaskan, Latar belakang dari pembuatan aplikasi ini adalah tidak sedikit mahasiswa yang menguhubungi dosen tidak sesuai dengan etika saat menghubungi dosen, maka dari itu saya membuat aplikasi ini dengan tujuan memberikan format penulisan pesan singkat yang bagus untuk kirim ke dosen, format -format ini terdiri dari beberapa hal dari Pembukaan pesan, isi pesan dan penutup pesan.

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini bertujuan meberikan panduan sederhara yaitu untuk menulis pesan sesuai dengan etika yang baik.

Nah dari sini saya berinisitif untuk merancang ulang tampilan Aplikasi ECD ini yang telah di desain, bertujuan meningkat gairah teman-teman Mahasiswa yang membutuhkan aplikasi ini dan bukan hanya sebagai bahan percobaan melainkan aplikasi ini akan bakal lanjut dan tetap terus di Update

Before Design

Design Thinking

Saya membutuhkan suatu kerangka pemikiran / pendekatan yaitu Metode UX : Design Thinking yang dimana metode ini betujuan mempermudah untuk menghasilkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Design Thinking adalah proses berulang dimana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin tidak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Pada saat yang sama, Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.

Ada 5 tahapan untuk menggunakan metode ini yaitu :

1. Empathize

Pada tahapan pertama yaitu Empathize bagaimana mengetahui masalah sebetulnya yang dirasakan oleh pengguna, kurun waktu aplikasi ini dirilis sudah seminggu. saya melakukan interview kepada user untuk mengetahui kebiasaan, kebutuhan, dan kesulitan yang dialami.

Metode yang saya lakukan dengan melakukan wawancara jarak jauh menggunakan platform Whatsapp. Untuk riset ini saya membutuhkan 5 user dengan kriteria, sudah melakukan chat kepada dosen dengan Aplikasi ECD.

Interview

Saya mulai dengan melakukan wawancara pengguna dengan 5 orang untuk memvalidasi lebih lanjut. Pertanyaan wawancara berpusat pada kemudaan dalam menggunakan aplikasi ECD ini. Saya ingin tahu apakah hipotesis saya tervalidasi atau tidak melalui wawancara pengguna ini.

Ada beberapa saran dari user untuk pengembangan aplikasi ini yaitu :

  1. Memperjelas kalimat sapaan / pembukaan pada fitur “Gunakan salam untuk muslim” supaya mudah memahami konteks nya apa.
  2. User menyarankan pada kalimat pembuka menyebutkan nama dosen seperti “Assalamualaikum bu Mawar”
  3. User menyarankan untuk membuat opsi bahasa daerah atau bahasa asing selain Bahasa Indonesia.
  4. User bingung pada form ajukan pertanyaan, sulit menggunakan bahasa baik dan benar harus dimulai dengan apa dan berakhir dengan apa?
  5. User menyarankan untuk membuat form register dan login pada saat pertama kali menggunakan aplikasi ini.

Usability Testing

Pada tahap ini saya menguji user seberapa paham ketika dia mengoperasikan aplikasi tersebut. kemudian ketiap user diberikan 2 pertanyaan yang sama, namun ada beberapa faktor yang menurut saya cukup ditampung dari permasalahan user yaitu seperti :

  1. User tidak menemukan kontak dosen jika melakukan pencarian di kolom pencarian.
  2. User tidak memahami waktu yang tepat untuk chat dosen itu bagaimana?
  3. User tidak mengetahui bahwa pada contoh pesan “Ajukan Pertanyaan” dan “Ucapkan Terimakasih” bisa diklik.
  4. Pada pemilihan dosen Pria / Wanita, Section nya tidak kelihatan.

Playstore review

Selain metode wawancara jarak jauh, saya mengambil sampel ulasan Playstore yang bisa mengacu untuk jawaban-jawaban user. Inilah beberapa ulasan yang saya tangkap :

2. Define

Dari hasil finding, observasi dan riset user, didefinisikan apa kesulitan dari user (pain points), kebutuhannya (needs) dan fokus (goals) yang akan di gunakan sebagai dasar dalam tahap berikutnya.

Pain Point 1 : Pencarian Kontak Dosen

Yang dimana user ketika mengetik nama dosen di kolom pencarian, maka tidak otomatis muncul kontak dosen, jika diklik button centang di keyboard maka langsung keluar kontak dosen tersebut.

Intinya user belum memahami dengan benar cara kerja pada fitur pencarian kontak.

Pain Point 2 : Peringatan Waktu yang Tepat

Pada bilah status paling atas, aplikasi ini mengingatkan jika pada waktu pagi maka muncul peringatan “Sekarang waktu yang tepat untuk menghubungi dosen” jika pada waktu malam “Tidak disarankan untuk menghubungi dosen sekarang” nah disini saya petik bagaimana user bisa tau waktu yang tepat dari jam berapa sampai jam barapa aja sih?

Jadi supaya user lebih tau waktu yang tepat untuk menghubungi dosen dari jam berapa sampai jam berapa.

Pain Point 3 : Tidak Mengetahui beberapa fitur bisa berfungsi

Pada pain point ketiga yaitu ada beberapa fitur yang dikempangkan oleh developer, namun user tidak mengetahui apakah fitur tersebut berfungsi atau tidak.

Pada contoh di kolom “Ajukan Pertanyaan” dan Ucapkan Terimakasih” jika diklik contoh nya, maka sample teks akan terisi dengan otomoatis, namun user belum mengetahui sample teks itu apakah bisa di klik atau tidak.

Need (Kebutuhan)

Menggunakan Call to Action untuk mengarahkan user supaya menggunakan beberapa fitur.

Developing

Kemudian dari beberapa permasalahan dari user dapat dirangkum dengan pengembangar dari developer, berikut pengembangan yang akan dilakukan adalah :

  1. Perbaiki penulisan dan EYD
  2. Perbaiki bug pada pendeteksi jam yang diperbolehkan chat
  3. Tambah fitur sidebar, Isi menu sidebar
    a. Pengaturan
    b. Tips Chat Dosen (Konten)
    c. History
    d. Panduan Aplikasi
  4. Fitur pilih nomor untuk kontak yang memiliki lebih dari 1 nomor
  5. Ucapan selamat siang/sore/malam untuk salam muslim
  6. Tambah fitur share
  7. Tombol kirim untuk whatsapp business
  8. Opsi untuk Copy pesan (seperti template)
  9. Pengaturan
    a. Pengaturan nama dan kelas
    b. Pengaturan salam pembuka
    c. Pengaturan salam penutup

3. Ideate

Masuk ke tahap Ideate yang dimana bagian mendesain tampilan, yang dimana mencari ide sebanyak mungkin dari solusi yang telah dibahas.

Information Architecture

Saya menggunakan Information Architecture (IA) sebagai alat bantu untuk merangkai fitur-fitur Aplikasi, sehingga mempermudah pengerjaan. Tool yang saya gunakan adalah whimsical.com

Ada beberapa fitur yang bakal dikembangkan oleh developer dan tidak menutup kemungkinan mengambil ulasan dari user-user, sehingga dapat dirangkum dalam suatu solusi. Berikut adalah IA yang saya rancang.

Wireframe (Low Fidelity)

Moodboard

Moodboard merupakan kumpulan design inspiration, ada beberapa item yang saya masukkan di Moodboard seperti Layout Design, Color, Icon dan Illustration. Untuk mencari inpirasinya diambil dari berbagai platform seperti Dribbble.

Mood board tersebut dibuat menggunakan tools inVision supaya kamu bisa melihat papan kerja saya, dapat di akses disini.

  1. Layout Design Inspiration

2. Color Scheme

3. Illustration & Icon Design Inspiration

Visual Design (High Fidelity)

Setelah selesai mengumpulkan ide dan mematangkannya, selajutnya saya merancang User Interface semua page yang akan dibutuhkan. Tools yang saya gunakan adalah figma. Sebelum mulai mendesain saya membuat design style terlebih dahulu agar proses HI-FInya lebih cepat. Detail dari setiap page adalah sebagai berikut :

Design Solution

1. Beranda

2. Sidebar

3. Pesan Terdahulu

4. Pengaturan

4. Prototype

Tool yang saya gunakan untuk membuat prototype adalah Figma, Prototype nya dapat diakses disini

5. Test

Setelah selesai membuat Design Visual dan Prototype menggunakan Figma. Saya melakukan tes untuk menvalidasi pain points utama. pengguna berhasil menyelesaikan taskflow yang saya buat yang bertujuan untuk merancang User Experience yang lebih baik, berikut adalah hasil taskflow questioner yang saya berikan kepada partisipan yang berjumlah 5 orang menggunakan platform Google Form :

Conclusion

Dari hasil interview menggunakan google form menunjukkan si user mudah mengoperasikan Aplikasi Etika Chat Dosen dibandingkan dengan Desain yang lama. Tetapi saya mesih harus banyak mengembangkan dan meningkatkan User Experience dan User Interface. Untuk pengembangan selanjutnya mengenai Aplikasi Etika Chat Dosen menggunkan Design Thinking saya akan mengulangi kembali analisa dan tidak hanya berhenti disini tetapi harus ada evaluasi lebih lanjut lagi untuk pengembangan aplikasi ini.

Closing

Terima kasih sudah membaca studi kasus saya yang pertama, jika teman-teman designer punya kritikan tentang tulisan saya boleh di koreksi ya.

Salam sehat Designer Indonesia 👏

--

--