Kampanye terbaik saat ini adalah pelaku memberikan nilai yang baik jika dia dan timnya mengunakan Design system, dan seolah-olah design system merupakan saran terbaik jika membangun suatu product. Hingga menjadi pertanyaan, apakah Design system ini mempermudah pekerjaan desainer dan developer kah? tanpa kita menganut resiko-resiko lainnya.
Halo penggiat UI Design, kenalin aku Imran yang akan membahas tetang persiapan yang perlu diperhatikan sebelum membangun Design System, masri kita bahas.
Kenapa harus ada Design system?
Di Indonesia para unicorn-unicorn gede, seperti Gojek, Tiket, Tokopedia mereka yang memulai dengan membangun tim desain sendiri supaya bisa mengakomodir kebutuhan dari developer. Juga dengan gencarnya membangun Design system agar pekerjaan desainer bisa terdokumentasi dengan baik dan sistematis kepada tim lainnya.
Didalam wawancara tentang Building a Design system di Podcast Dunia Dalam Design bahwa salah satu Product design Lead Tokopedia saat itu Ryan Handy mengatakan di Tahun 2016 kenapa Tokopedia harus menggunakan Design system? karena pada saat ia pertama masuk di Tokopedia, ia merasa bingung mana desain yang asli, sedangkan desain sebelumnya banyak tipe desain yang berbeda sehingga tidak konsisten. Dengan itu Tokopedia sendiri mengambil langkah untuk membuat Design system supaya terdokumentasi dengan baik.
Dengan penuturan oleh Ryan Handy sebagai Product design Lead di Tokopedia bahwa sangat jelas bahwa tim desainer saat butuh Design system.
Design sytem juga memiliki resiko
Tapi sebenarnya saat ini banyak kasus-kasus pada saat membangun Design system gagal di tengah jalan, dengan mereka menganggap pekerjaan Design system adalah suatu yang kompleks dan tidak ada ujungnya sehingga tidak ada pemeliharaan Design system tersebut. Dengan ini kenapa Design system tidak dibutuhkan oleh tim.
Dengan statement desainer di awal tulisan saya, Kampanye terbaik saat ini adalah pelaku memberikan nilai yang baik jika dia dan timnya mengunakan Design system. Dari sini kita mencoba ubah pola pikir bahwa tidak hanya design yang perlu konsisten tetapi tim juga harus memerlukan konsistensi dalam pemeliharaan Design system.
Pada tahun 2018 Sonja Sarah Porter di Oslo, Norwegia mengumpulkan saran-saran terbaik dari orang di balik Beek untuk membagikan kiat-kiat dalam memulai membangun Design system. Ada beberapa yang harus diperhatikan adalah:
Mencocokkan kebutuhan pasar
Sebelum membuat Design system dengan kompleks, maka harus identifikasi dahulu masalah apa yang ingin di selesaikan bersama tim? Dalam hal ini adalah kita mengambil target pasar yaitu dari tim internal untuk tahapan awal pengembangan MVP. Dengan menggunakan cara ini membangun design system dapat dipenuhi dengan cepat dan biaya lebih murah tentunya.
Tidak ada Definition of Done
Jika sudah menemukan jalur awal membangun Design system, tantangan selanjutnya adalah bagaimana konsisten dan pemeliharaan sistem kedalam tim sehingga tidak memutuskan rantai konsisten pekerjaan ini, maka dari itu setiap komponen secara bertahap komponen dibuat.
Tidak ada Design system secara lengkap untuk menjadikan dokumentasi desain yang sempurna, dalam tahapan-tahapan pengembangannya secara berkala desainer bereksperimen secara inheren dengan ide-ide baru sesuai dengan kebutuhan produksi, dan memiliki fleksibilitas untuk mengadaptasi komponen yang ada ke berbagai konteks.
Beradaptasi dan bermutasi
Permintaan stakeholder dan kebutuhan user sangat rentan dalam perubahan desain, tetapi ini adalah hal yang biasa dan para desainer dan developer perlu paham atas adaptasi dari kebutuhan user, begitu juga komponen-komponen yang telah di rancang. Tidak menutup kemungkinan komponen juga melakukan adaptasi yang melakukan mutasi ke berbagai bentuk.
Tim tanpa melakukan perubahan secara keseluruhan yang hanya membuang-buang waktu. Desainer dan developer harus mengambil sikap dengan tetap mengembangkan komponen yang sudah ada dan dapat beradaptasi dan bermutasi dengan gaya yang lainnya tanpa mengubah keseluruhan kaidah brand.
Mudah terapkan
Design system yang bagus bukan soal style yang menarik bahkan bukan yang lengkap, kuncinya adalah dokumentasi yang mudah di terapkan kepada orang banyak.
Kutipan lain dari Lillian Ayla Ersoy
“Like any other product you are trying to sell, everything from name to accessibility is important. People have to want to use it. Having a good name that is easy to remember is a great place to start (Think Spotify’s GLUE). Make your system easy to find and reference with open links and easy accessibility.”
Tim yang solid
Ada banyak cara dalam mengelola tim desain tergantung tiap perusahaan, namun ada poin yang perlu diperhatikan yaitu:
Tim kusus
Membuat tim kusus untuk pengemangan Design system supaya tidak mengganggu timeline pengerjaan produk, maka dari itu tim design system harus membuat tim baru kusus.
Berbagi pengetahuan dan latihan
Tantangan terberat adalah bagaimana menyatukan pemahaman dan cara kerja yang baik, maka dari itu sang inisiator Design system adalah peran penting dalam membagi pengetahuan kepada tim-tim lainnya maupun anggota tim itu sendiri secara berkala supaya menyatukan satu tujuan.
Tetaplah berkomunikasi supaya tidak pernah berhenti menyuarakan kebenaran dari sisi desainer untuk tetap berkembang
Sekian dari penjelasan yang telah aku tulis dari pemikiran aku dan referensi bacaan, semoga bermanfaat.
Jika tertarik dengan tulisan aku, dukung dengan cara claps sebanyak-banyak nya dan ikuti sosial media lainnya di @imrangembira see you!
Referensi
https://open.spotify.com/episode/5ZhGivwJed4Dg8sfuaPg49?si=981a445190d04742